Selasa, 11 Juli 2017

Libur Lebaran di Jogja

Jogja, kota yang terkenal dengan slogan “jogja istimewa” ini telah  banyak sekali orang yang terpesona sesuai dengan lirik lagunya kla project “setiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa mana”. Betapa hangatnya suasana jogja bagi setiap orang yang mengunjunginya.

Kali ini saya kan bercerita libur lebaran di kota yang istimewa. Mungkin orang ada yang bertanya kenapa libur lebaran dijogja, di sana kan ga ada yang jualan baik makanan maupun transportasinya susah ketika lebaran. Nah berdasarkan penasaran orang itulah kenapa saya libur lebaran di Jogja untuk membuktikan bener ga sih kata mereka itu.

Di hari pertama lebaran suana di Jogja begitu sepi dari hiruk pikuk bunyi knalpot serta klason orang-orang yang hidupnya penuh dengan terburu-buru. Tapi ini hanya berlaku buat beberapa jam saja yah karena pengunjung yang ingin berlibur ke kota Jogja belum sampai di kota Istimewa ini, haha.

Saya memulai hari pertama lebaran saya dengan jalan-jalan di malioboro tempat yang pasti disinggahi kalau sudah di Jogja. Ketika bus transjogja ini berhenti di salah satu halte di malioboro ini saya melihat tidak banyak perbedaan sebelum dan pas lebaran. Masih banyak toko yang buka dan juga banyak loh turis-turis luar negeri dari hari biasanya. So, aku ini sama seperti mereka juga kah? Haha.

Selain toko-toko yang buka, ternyata buat cari makan pun tak sulit mulai dari pedagang kaki lima sampai pedagang yang jual sop kaki ayam dan sapi pun buka loh tinggal cek isi dompet mau beli yang mana. Cuma ada beberapa pedangan menambahkan catatan seperti “selama lebaran harga + 2000” catatan yang masih wajarlah yah di kala orang masih suasana lebaran dia tetap melayani orang malah libur.

Kalau mau jalan-jalan selain di malioboro bapak-bapak yang punya becak menawarkan paket wisata keliling dagadu, batik sampai toko oleh-oleh bakpia patuk pun ada. Ini menunjukan tanda alam bahwa toko-toko yang berada jauh dari malioboro pun buka.  lumayan kan dari pada harus liburan jauh-jauh tapi macet mending di malioboro dan sekitarnya menikmatinya sambil naik becak kan asyik apalagi sama pasangan.

Jadi, kalau mau ke jogja pas libur lebaran ga usah panik kalau semuanya ga ada. Mulai dari penginapan, transportasi, makanan dan toko-toko pun masih setia buka kok pas lebaran. Cuma ya itu tadi kalau harga lebih mahal sedikit, yah harap maklum yah. Namanya juga lagi lebaran kan uang THR nya bisa bagi-bagi ke penjual. Selama liburan tetap kalem dan jangan melakukan hal yang aneh-aneh. Ok, Mohon Maaf Lahir Batin yah :* :*
Share:

Minggu, 28 Mei 2017

Merdu dan Syahdu, Hutan Pelawan Desa Namang.

Desa Namang, dahulunya banyak yang tahu akan desa ini karena ada salah satu wisata yang beda dari lainnya yang menyuguhkan keindahan pantai. Sedangkan desa ini jauh dari pantai. Warga desa ini pun banyak yang berkebun dan bersawah.  Berdasarkan informasi yang saya cari di google tahun 2010 dibuka lah tempat wisata yang beda dari desa yang ada di Bangka lainnya.

Wisata Hutan Pelawan, itulah nama tempat wisata yang ditawarkan oleh Desa Namang. Seperti yang bilang tempat ini sempat booming di tahun 2010 berdasarkan informasi yang di dapatkan di google yah. “lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”  kira-kira begitu kata orang tua jaman dahulu.hehe. Saya termasuk bukan orang yang hitz untuk tempat destinasi wisata. Ketika tempat wisata itu baru dibuka saya tidak langsung kesana kok tapi nunggu moodnya baru berangkat.

Berjarak 52 km dari kota pangkalpinang. Tempat wisata ini tidak mudah ternyata untuk dicari. Tidak banyaknya rambu yang jelas jadi saya harus banyak bertanya kepada warga Desa Namang ini. Entah ini bukti keseriusan atau memang sengaja membuat konsep biar orang rajin bertanya jangan asal lewat aja  yang jelas sempat beberapa kali nyasar.

Jalan menuju hutan pelawan ini tergolong sangat bagus dan pemandangannya juga nyegerin, jalan ber aspal tanpa ada rusak, kiri kanan kebun dan ada juga sawah kadang juga kita melihat tempat permandian umum atau sungai yang bersih bisa memacu kita untuk langsung mau nyebur,hehe.
Ketika sampai disana saya melihat suasana sangat sepi padahal waktu itu saya sampai disana sekitar jam sebelas siang yang harusnya bisa lebih cepat karena hilang penunjuk arah seperti aku kehilangan dirimu, haha. Ada di benak sih kenapa sepi yah? Padahal kalau saya googling muncul gambar suasana ramai dan padat kayak otot ade rai.

Tidak ada biaya masuk ke wisata hutan pelawan ini. Saya cuma dikenakan biaya parkir sebesar tiga ribu rupiah dari yang jaga parkir. Padahal kalaupun di kenakan biaya masuk tidak mengapa toh membuka tempat wisata itu sebtulnya tidak lah murah biaya perawatannya. Sebelum saya masuk ke dalam wisata Hutan Pelawan ini saya mlipir dulu ke tempat informasi yang ternyata tak ada penjaga jadi cuma ada denah serta jenis binatang yang menjadi penghuni hutan.

Berarti fix tempat ini sebetulnya sudah tidak berjaya lagi untuk di promosikan ke orang lain. Apa yang saya dapat dari tempat informasi tidak mengurungkan niat saya untuk menapakan kaki serta berswafoto disini. Akses jalan di dalam Hutan Pelawan ini sebetulnya sangat bagus kenapa demikian karena jalan yang sudah disemen jadi tidak ada becek ketika hujan ataupun habis hujan.

Ada nama yang terukir di setiap batang pohonnya jadi kita bisa tahu siapa pemilik pohon ini, haha. Tadi itu contoh yang tidak baik sebetulnya, beneran di setiap pohon ada diberi label sehingga kita bisa tahu jenis dan nama pohon yang ada dihutan ini. Ada tempat pembibitan tapi nampaknya sudah tidak ada bibit lagi dan nampaknya ga ada bibit-bibit baru lagi.
Tanda pada pohon yang seharusnya tak perlu

Pada setiap jalan kita akan berpapasan dengan tong sampah yang mana sampahnya berceceran dimana-mana. Tapi untung udara disana masih segar jadi tak begitu berpengaruh lah sama sampah-sampah plastic tadi. Oh iya di dalam hutan ini ada disediakan toilet tapi airnya kita harus menimba sendiri sebelum berhajat. Tapi apa daya wisata hutan pelawan ini sudah tidak berjaya lagi jadi ketika mau ketoilet satu-satunya yang ada didalam hutan ini kita bakal menemukan banyak sampah masyarakat. Tapi, untung aja udara disini masih seger dan adem suasananya jadi tak begitu masalah lah.

Sampah plastik yg harusnya tidak ada.

Lupakan permasalahan dari marking yang ga jelas di pohon, sampah plastik
dimana-mana serta apalah itu tetek bengeknya saya terus berjalan akhirnya saya sampai juga di spot yang menjadi andalan orang kalau berswafoto. Jembatan merah begitulah orang bilangnya itu karena jembatan ini di cat warna merah, hehe.

Tidak semua jembatan ini masih layak karena banyak yang sudah ambruk dimakan oleh waktu serta beban orang tak kuasa menahan napsu makan. Jadi hanya beberapa meter saja jembatan ini yang masih bisa kita lalu untuk berswafoto dengan latar alam.
Beberapa bagian jembatan yang ambruk

Tapi saya melihat sudut lain dari tempat ini. Ternyata ditempat ini kita bisa mendengar bermacam-macam suara burung saling bersahutan terkadang juga ada burung dengan corak bagus bermain-main disekitar saya. Ditambah lagi angin yang sepoi-sepoi seakan-akan membuat minat saya untuk bangun rumah tangga, haha.  Oh iya, bagi kalian yang suka foto-foto burung disini tempatnya sangat cocok buat kalian gais!

Jadi, dibalik banyak minus-minusnya tempat ini mungkin karena kurang diperhatikan lagi kita bisa mendapat hal yang berbeda seperti  suara burung yang saling bersahutan dengan merdunya, bisa menenangkan diri disini juga karena suasana yang adem dan asri. Mungkin kedepannya pengurus mulai mau untuk mengelola atau menata ulang karena tempat ini wajib ada di pulau Bangka.




Share:

Rabu, 26 April 2017

Piknik Yuk Ke Pulau Putri Bangka

Pulau putri, ketika saya hendak menulis tentang pulai ini saya coba googling dulu, ada sekitar empat yang muncul. Pulau Putri sibolga, Pulau Putri kepulauan seribu, Pulau Putri batam dan Pulau Putri bangka. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya ke Pulau Putri Bangka. Pulau yang ingin saya kunjungi sejak abad masehi ini, haha baru bisa terealisasi sekarang. Kenapa baru terealisasi sekarang karena untuk sampai ke pulau ini kita harus tau kondisi air laut saat itu karena ketika air laut naik daratannya bisa tidak terlihat, gimana serem kan? Padahal biasa aja.

Pulau putri ini sempat ramai dua atau tiga tahun yang lalu karena masuknya kapal dari sebuah PT untuk operasi tambang timah laut. Akhirnya kapal itu cari lokasi lain untuk kegiatan mereka. Itu aja info yang saya tahu. Selain dari berita itu saya juga mencari informasi baik secara langsung maupun via media sosial tentang pulau putri yang ada di bangka ini. Kalau berdasar info dari teman atau media sosial mereka bilang ga rekomendasilah untuk berkunjung kesana.

Hasil pencarian informasi saya cuma untuk rasa penasaran saja sih terlepas baik atau buruknya informasi yang saya dapatkan saya tetap berangkat dong, hehe. Pulau putri terletak di utaranya pulau bangka dengan jarak tempuh sekitar 110 KM kalau dari kota pangkalpinang. Untuk menuju ke destinasi tersebut saya menggunakan google maps dan alhamdulillahnya sinyal sepanjang jalan lancar untuk provider warna merah. Atau jika kalian mau pergi kesuatu tempat baru menurut kalian ada baiknya download dulu map nya ketika tidak ada sinyal kalian sudah punya database untuk lokasi yang ingin kalian datangi.

Akhirnya saya sampai di Pantai Penyusuk. Pantai yang menjadi tempat untuk kita menyebrang ke Pulau Putri. Pantai Penyusuk ini juga bagus, bersih dan terawat jadi kalau tidak bisa menyebrang ke Pulau Putri kalian pun bisa menikmati suasana Pantai Penyusuk saja. Untuk menyebrang di kepulau ini kita tinggal menuju kapal atau cari informasi disekitar warung yang ada di Pantai Penyusuk.
Tidak begitu lama waktu untuk menyebrang dari Pantai Penyusuk ke Pulau Putri ini lebih kurang sepuluh menit sampai deh di Pulau Putri. Sebelum kapal menepi saya lihat kebawah terumbu-terumbu karang sudah terpampang jelas sekali jadi pengen langsung nyemplung aja bawaanya, hehe.
Setibanya di pulau putri saya disambut oleh air laut yang jernih dengan ombak yang tenang, batu granit yang besar pun seakan menyambut saya dengan hangat. Pulau putri ini hanya pulau kosong tapi memiliki terumbu karang yang beraneka ragam indahnya. Sebelum saya membahas tentang terumbu karangnya saya akan membahas suana di pulau ini.

Pulau Putri sebetulnya kecil sekali paling masih lebaran rumah yang dijual sama mbak penirose di tipi-tipi deh,haha. Pulau ini bersih, cuma sayangnya yang berjualan dipulau ini hanya di hari sabtu dan minggu saja. Jadi kalau kesini harus selain hari itu harus janjian sama yang punya lapak baik makanan atau persewaan ban dan lain-lainnya. Ada ruang ganti baju tapi tidak ada kamar mandi air tawar jadi habis main air laut kita harus mandi air tawar ke pantai penyusuk.
Pulau Putri Sehabis Hujan Tetap Ramai

Lupakan tentang minus tersebut yang jelas di pulau ini cocok untuk sekedar untuk merefresh otak dari hingar bingar suara kenalpot kendaraan. Terumbu karang yang indah disini adalah tawaran yang menarik dari pulau ini. Tak perlu ketengah laut untuk ber snorkling cukup berenang sedikit di pinggir-pinggirnya sudah bisa menikmati terumbu karangnya karena pulau ini sudah dikelilingi terumbu karang tapi ingat jangan sampai dipegang atau di injak yah agar terumbu karangnya tidak rusak.

Ikan-ikan kecil berwana warni pun banyak di sekitar terumbu karang dan juga ada ikan yang menjadi idola banyak orang. Ya, ikan badut atau para pemilik kapal sering bilang ikan nemo, dipulau ini banyak sekali rumah ikan tersebut tapi para pemilik kapal sebetulnya lebih enggan memberitahu karena sebelumnya ada orang yang iseng “merusak” tempat tinggal ikan tersebut.

Ada kebingungan juga dari orang yang memberikan tumpangan ke pulau putri ini ketika mereka ditanyakan apakah disini terdapat ikan nemo, karena dia tidak tahu apakah orang dia beritahu itu orang yang bisa menjaga atau tidak. Soalnya tidak semua orang yang ke pulau ini hanya bermain didarat atau basah-basahan manja karena ada juga yang ingin mengeksplore semuanya.
Rumah Ikan Badut

Mungkin dalam waktu dekat saya akan berkunjung kembali ke pulau ini karena pulau ini sangat rekomendasi menurut saya untuk bersantai sambil camping ataupun cuma pergi memancing saja. Mana tau kan ada dari kalian ada yang ingin ajak saya kesana dengan waktu yang sudah ditentukan bisalah kita bicarakan.




Share:

Minggu, 26 Maret 2017

Benteng Kota di Desa Tempilang

Tempilang, adalah desa yang berada di Pulau Bangka. Desa yang berjarak 72 km dari pusat kota Pangkalpinang terkenal dengan kegiatan perang ketupat di bulan Ruahan. Berdasarkan info dari seorang teman saya pun ingin mengunjungi tempat bersejarah yang ada di sana.

Saya menuju desa Tempilang dengan sangat mudah, karena medan menuju desa tersebut tergolong bagus dengan jalan beraspal. Selain itu, sinyal pada ponsel seluler pun lancar, sehingga saya bisa menggunakan google maps untuk memandu perjalanan saya. Alasan saya menggunakan google maps adalah untuk mencari jalan yang lebih singkat, karena bila mengikiti petunjuk lokal makan jarak tempuh akan mencapai 90 km. Jauh, kan? Tapi kalau kalian memilih untuk melalui jalan tersebut sih nggak masalah.

Sepanjang jalan kenangan, eh, maksud saya sepanjang jalan menuju desa Tempilang ini saya melihat hutan di kanan dan kiri jalan. Tak jarang juga saya melihat kebun milik warga. Saya pun melihat beberapa orang mandi di sungai yang aliranya jernih. Saya menjamin, bila perjalanan kalian menuju desa Tempilang ini tidak akan terasa bosan.

Sesampainya di desa tempilang ini kalian akan menyaksikan desa kecil tapi dengan fasilitasnya yang lengkap. Jika kamu kalau kehabisan bensin banyak yang jualan di sini. malah terkadang kamu juga menjumpai pom bensin mini, lho!. Kalau kamu lapar, dan butuh mau cari cemilan ada banyak mini market di sepanjang jalan. Inget mini market bukan warung yah, haha. mau cari jodoh pun banyak yang cantik cantik. Jadi jangan berpikiran kalo di desa itu sepi dan kurang menyenangkan gitu yah.

Masalah muncul ketika kita mau ke situs benteng kota ini. Google maps yang saya gunakan sebagai panduan tidak memberikan lokasi yang akurat. Jadi harus balik ke cara lama, kita harus bertanya kepada masyarakat sekitar. Syukurlah warga sekitar ramah dan tahu lokasi situs benteng kota yang akan saya tuju. Mereka pun sangat antusias memberikan direksi kesana secara tepat dan jelas.

View Benteng Kota - Tempilang
Setibanya di lokasi saya merasa takjub dengan kondisi Benteng yang nampak bersih. Namun sayang, saya tidak menemukan seorang pun di sana. Saya hanya berfikir apakah saya datang terlalu pagi? Atau mungkin pengunjung mulai ramai ketika sore hari? Entahlah.

Puing-Puing Benteng Kota 
Rasa penasaran saya terhadap bangunan yang kondisinya sudah tak utuh lagi ini belum terjawab. Saya tidak menemukan informasi yang konkrit perihal bangunan tersebut. Padahal kawasan di Benteng ini nampak terawat. Sangat disayangkan bukan?

Ketika saya melihat lebih dekat lagi, saya menemukan beberapa rumah keong dan siput pada reruntuhan bangunan tersebut. Diduga material bangunan atersebut berasal dari pasir pantai. Namun saya belum dapat menyimpulkan bangunan tersebut. Dugaan Benteng bisa jadi benar, karena tingginya tembok bangunan.

penampakan Rumah Keong dan Pasir pantai pada tembok 
Dinding yang tebal serta tinggi bisa saja ini serta bentuk-bentuk jendela yang besar bisa menguat kalau memang benar ini bekas peninggalan sejarah. tapi apakah fungsi dari bangunan ini dahulunya? sayangnya itu belum bisa terjawab oleh saya karena tidak mendapat informasi yang cukup.
Bekas Jendela

benteng kota di desa tempilang ini tempat yang rekomendasi untuk dikunjungi. selain tempatnya yang bersih dan terawat dan jarak tempuh pun tidak terlalu jauh. oh iya, tempat ini instagramable deh buat kalian yang suka foto maupun explore tempat baru. 

semoga kedepannya tempat ini dilengkapi dengan penjelasan/edukasi yang terpajang di sekitar situsnya agar para pengunjung yang datang bisa tahu sejarah dari situs tersebut


Share: