Kamis, 08 Desember 2016

Turun Aban Asyik loh.

spot poto
Akhir pekan nampaknya asyik menghabiskan waktu di pantai. Seperti kegiatan saya di akhir pekan lalu. Menurut versi saya, liburan saya kali ini terkesan seru. Meskipun kedengarannya agak lebay alias berlebihan. Pantai yang saya kunjungi adalah pantai Turun Aban yang terletak di daerah Sungailiat, Bangka. Sepanjang perjalanan ke pantai Turun Aban, kalian akan disuguhi sederet pemandangan pantai lainnya, mulai dari pantai Batu Bedaun, pantai Parai, pantai Turun Aban hingga pantai Matras.

Dalam sekali tempuh, kita akan menjumpai banyak pantai di sepanjang perjalanan kita. Tinggal kalian memilih pantai mana yang akan kalian singgahi? Namun kali ini saya lebih memilih pantai Turun Aban. Menurut kata orang, pantai Turun Aban beradal dari nama pemilik tanah di area tersebut, sedangkan Turun sendiri diambil dari kondisi jalan yang menurun ketika menuju pantai tersebut. Begitulah sedikit info yang bisa saya sampaikan.


Perjalanan dari Pangkalpinang ke pantai Turun Aban

Saya memulai perjalanan dari pangkalpinang ke pantai Turun Aban tanpa menggunakan google maps, karena akses jalan ke sana sangat jelas. Petunjuk jalan sangat mudah sekali dibaca, selain itu hanya satu jalan untuk menuju ke sana.

karena emang cuma satu jalur untuk menuju kesana tapi kalau mau menggunakan google maps juga tidak masalah kok. Mana yg kalian suka aja, hehe. Berdasarkan waktu tempuh jam tangan saya, untuk sampai ke pantai Turun Aban kurang lebih 30 menit sampai 45 menit. Itu sudah include terkena lampu merah berapa kali, loh. Haha.

Biaya Retribusi yang tidak jelas
Sampai di kawasan Matras kendaraan kita akan dihentikan oleh "petugas" tak berseragam yang bebas memungut retribusi untuk masuk ke area pantai. Saya sebetulnya agak bingung sama retribusi daerah ini, untuk apa? Akses jalan menuju pantai masih terlihat belum beraspal dengan tanah kuning. Entah emang konsepnya mau dibikin alami atau gimana? aku pun kurang tau, deh. Tempat untuk bersantai seperti pondok atau gubuk di beberapa pantai dikenakan biaya sewa. Jadi, apa yg bisa kita nikmati dari pembayaran biaya restribusi? Entahah mungkin dia dan tuhan yang tau, hhaha

Apa aja yang ada di Pantai Turun Aban

Pantai Turun Aban ini sebetulnya tempat berlabuhnya kapal nelayan. Jadi, tak heran ketika kita berkunjung ke sana akan menjumpai banyak sekali kapal nelayan yang sedang berlabuh. ada masanya kita berkunjung ke pantai ini banyak sekali kita lihat kapal nelayan menepi. Tapi ingat yah, kita tidak boleh sembarangan naik kapal nelayan ini, karena sudah ada larangan tertulis “dilarang  naik ke atas kapal”.

Di pantai Turun Aban ini terdapat batu-batu granit yang menjulang tinggi dengan pasit putih. Yah, mirip seperti pantai yang kalian lihat pada film laskar pelangi. Selain itu kalian dapat melihat pemandangan unik ketika perahu nelayan tersangkut batu granit besar di tengah laut. Jika kalian suka dan tertarik dengan wisata bawah laut, pantai ini juga memiliki spot snorkeling indah. Menariknya kita tak perlu jauh-jauh berenang atau naik kapal ke tengah laut untuk mendapatkan spot underwater tersebut, karena letaknya di tepian pantai.
Pantai ini memiliki tepian yang luas dan cocok buat kalian yang ingin bertamasya ke pantai dengan menggelar tikar untuk makan bersama atau bakar-bakar ikan. Asyik bukan? Tapi ingat, apapun aktivitas kalian, jangan lupa buang sampah pada tempatnya, ya!

Traveling akan terasa kurang bila kita melewatkan moment foto-foto, selfie atau wefie. Ya, bagi kalian yang suka dengan hal tersebut kalian bisa manfaatkan spot di sebelah atau di depan tulisan “Pantai Turun Aban”. Selain itu batu-batu granit pun dapat menjadi salah satu spot yang menarik untuk berfoto ria. Batu-batu tersebut Nampak cantik ketika masih alami dan bebas dari coretan tangan-tangan kreatif yang tak bermoral.
Pantai ini memiliki lahan parkir yang luas dan lebih tertata dan terlihat ada petugas jaga. Jadi gak kayak setan yang tiba-tiba muncul saat kita pulang dan pada saat kita datang dia gak ada. Haha. Beberapa fasilitas lainnya adalah mushola untuk ibadah bagi pengunjung muslim. Pantai ini terlihat cukup bersih, meskipun ada beberapa sampah yang masih terlihat, entah siapa yang membersihkannya?


Nah, gimana udah terasa belom aura-aura kasihnya? Eh, aura mau liburan ke pantai Turun Aban ini? Kalau mau, boleh deh kita berangkat sama-sama. Dengan syarat waktu luang kita berjodoh, ya! Hehe.  yah tapi harus cocok-cocokan waktu dulu yah. Hehe
Share:

Rabu, 23 November 2016

Pulau KETAWAi

TPI desa kurau
Pulau Ketawai. Pulau kecil yang terletak di sebelah timur pulau bangka. Pulau ini sudah menjadi destinasi setiap wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bangka. Kali ini, saya akan berbabagi cerita sedikit ketika menikmati liburan di Pulau Ketawai.

Di Pulau Ketawai ini kalian tidak memerlukan bantuan google maps lagi. Kalian hanya butuh cari open trip untuk perjalanan kesana. Enaknya ikut open trip adalah kalau kalian berasal dari luar pulau Bangka pasti kalian akan di jemput ketika tiba di Pulau Bangka. Selain itu juga, kalian tidak harus membuat janji jauh-jauh hari dengan pemilik kapal.

Apa sih yang ditawarkan oleh pulau ketawai ini? Yang pasti menawarkan pantai dan pasir putih, haha. Seperjalanan saya ke pulau ketawai ini saya melihat pantai yang bersih dan dirawat karena ada beberapa orang disana yang memang membantu membersihkan pantai. 

Ada juga beberapa fasilitas yang disediakan walaupun terkesan seadanya seperti, lapangan voly atau bola pantai, tempat pemanggangan ikan, jogging track, camping spot, spot snorkling, sewa alat snorkling, mushola, dan air bersih. Untuk sebuah pulau yang pernah ramai pada masanya ini bisa dikatakan siap walaupun seadanya. 

Kalau kalian tidak mau open trip kalian bisa bertanya kepada nelayan di desa Kurau yang biasa nganter penumpang ke pulau ini. Tapi, tidak semua nelayan mau mengantar ke pulau tersebut, entah apa alasannya  tidak mau. Lama perjalanan menuju pulau Ketawai ini lebih kurang sekitar tiga puluh menit. Berangkat dari Pangkalpinang ke desa Kurau.

Spot snorkling dipandu sama ahlinya
Tapi ada hal yang sangat saya sayangkan ketika saya snorkling di sekitar pulau Ketawai ini. Ya, pasti kalian semua sudah tahu. Ada beberapa spot karang yang rusak akibat perilaku seenak jidatnya pengunjung. Ini adalah hal yang sangat disayangkan karena bisa tumbuh sebesar itu, mereka butuh waktu yang sangat lama sekali tapi dirusak sangat cepat sekali. 

Sangat diharapkan bagi kalian yang ingin melakukan snorkling di manapun itu, tolong untuk jangan merusak terumbu karang. Oh iya kalau kalian sunset hunter dipulau Ketawai ini dijuluki oleh yang punya kapal sunset yang dimakan pulau Bangka”.

Share:

Senin, 31 Oktober 2016

Tanjung berikat tak memikat


Tanjung berikat. Jika kita lihat pada peta atau google maps letaknya di "ekor" pulau bangka. Berdasarkan mitos yang sampai ke telinga saya, Tanjung Berikat ini terkenal dengan pantai berpasir putih lembut kayak kulit bayi, kaya akan hasil lautnya dan bisa melihat sunset atau sunrise di lokasi yang sama. Jadi, banyaknya mitos yang masuk ke dalam kepala saya ini membuat saya memutuskan untuk mencari informasi mengenai Tanjung Berikat. Mulai dari jarak tempuh, jalan yang harus dilalui sampai siapa teman yang harus saya ajak. Biar ada temen ngobrolnya dijalan. Ehehe.
Dua hari sebelum keberangkatan ke Tanjung Berikat saya mencoba mengajak beberapa temen secara langsung dan alhamdulillahnya yg bisa cuma satu orang saja. Tapi, dia mengajak sepupu serta om dan tantenya. Karena masih merasa harus lebih rame lagi biar kayak touring-touring moge gitu kan asyik liatnya bisa, sampe dikawal sama pak polisi, hehe.

H-1 saya coba buat ajakan di sosmed, dengan asumsi ada yang mau ikut biar bisa ketemu temen baru bisa nambah relasi baru. Ternyata, sampai hari H tidak ada satu pun yang ikut. Tapi, yang like lumayan banyak, haha. Ternyata saya belum menarik buat membuat orang lain tertarik sama ajakan saya, yaiyalah saya buat ajakan jalan-jalannya pada saat weekdays, hehe.

Pagi saat keberangkatan ternyata air hujan mulai jatuh perlahan ke bumi sehingga membuat perjalanan kami sempat tertunda. Awalnya kami mau berangkat pukul 7 pagi biar bisa puas main disana karena jarak yang ditempuh kurang lebih tiga jam. Karena tekad yang besar untuk pergi kesana kami pun tetap menunggu sampai hujan berhenti. akhirnya kami baru memulai perjalanan kami pukul 9 pagi dengan semangat masih membara.

Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan dari teman-teman dan google, Tanjung Berikat ini masih masuk Bangka Tengah. Berangkat kita ke Tanjung Berikat dari Pangkalpinang, cuaca perlahan mulai cerah sehingga kami bisa memacu motor dengan ngebut agar bisa mengejar waktu yang telah tertunda karena hujan sebelumnya.

Pemandangan selama perjalanan sangatlah menyenangkan karena mata kita akan ditemanin biru air laut dan putihnya pasir pantai mulai dari desa Kurau sampai desa Terentang. Jalan menuju kesana pun sangat mudah karena penunjuk arah yang jelas.

awan begitu tebal sehingga matahirnya ketutup
Satu jam pertama perjalanan kami sangat lancar dan kami pun memutuskan untuk berhenti istirahat sebentar di Koba sekalian isi amunisi dan bertanya kepada warga sekitar arah jalan menuju ke Tanjung Berikat. Setelah cukup istirahat kami lanjutkan perjalanan menuju ke sana dengan bermodal informasi yang udah di dapat dari warga saat istirahat tadi.
Baru sekitar berapa kilometer kami berjalan tiba-tiba langit mulai merubah moodnya, dari putih cerah jadi agak keabu-abuan. Akhirnya perjalanan kami pun terhenti di kampung Lubuk, karena hujan yang begitu lebat. Setelah satu jam lebih, hujan akhirnya berhenti dan kami pun melanjutkan perjalnan lagi tapi, om dan tante dari teman saya memilih tidak melanjutkan dan beristirahat di rumah saudaranya yang ada di desa Lubuk.

Jalan dari desa Lubuk mulai mengecil mungkin untuk dua mobil yang berpapasan salah satu mobil harus mengalah banyak ke bahu jalan. Masalah mulai timbul ketika penjunjuk jalan ke Tanjung Berikat ini tidak jelas di desa Perlang dan kompakan juga dengan google maps yang memberikan direksi yang sebetulnya jalannya tidak ada. Jadi, balik ke semula harus bertanya kepada warga sekitar desa Perlang.

Untungnya warga perlang ini memberikan petunjuk yang tegas. "Kalau belum ketemu desa Beriga jangan berenti untuk tanya lagi kemana jalan Tanjung Berikat" namun saya masih merasa bingung dan bertanya lagi. “Tapi, ini jalannya banyak cabangnya, saya harus pilih yang mana?”

"Ikutin aja jalan lurus aja sampai ketemu desa Beriga yah." Tegas salah satu warga.

Selama perjalanan sampai ke desa Beriga, banyaknya pemandangan yang tidak mengenakan di kiri maupun di kanan jalan. Banyaknya aktivitas tambang timah yang mungkin ilegal merusak hutan dan dataran pulau bangka. Padahal imbas dari pembukaan lahan tambang timah ini berakibat hutan gundul, limbahnya membuat sungai menjadi keruh dan pendangkalan. Selain itu banyaknya muncul danau-danau ajaib yang sebetulnya adalah aib tapi, dibangga-banggakan menjadi "danau". Malah ada "danau" bekas galian timah ini dijadikan tempat wisata padahal itu sangat tidak layak dijadikan tempat wisata.

Sampailah kami di desa Beriga dengan selamat karena selama perjalanan untuk sampai ke desa Beriga ini banyak jalan dan jembatan yang sedang di renovasi jadi tidak bisa jalan cepat kayak pembalap, hehe. Di desa Beriga ini kami berhenti bertanya sesuai arahan warga di desa Perlang tadi.

Dari desa Beriga ke Tanjung Berikat membutuhkan waktu 15 menit itu pun karena lagi ada perbaikan jalan, coba kalau jalannya mulus? Ya mana aku tau, haha. Akan tetapi, pemandangan yang kita dapatkan sepanjang perjalanan sangat berbeda dengan desa-desa sebelumnya. Di sebelah kanan kita akan menyaksikan pantai dan disi sebelah kiri kita menyaksikan hutan yang rindang dan rimbun. Jadi, kita bisa enjoy di jalan walaupun jalannya hancur karena sedang ada perbaikan jalan.

Sisi selatan Pantai Tanjung Berikat
Akhirnya, sampai juga saya di Tanjung Berikat setelah melewati jalan yang sedang banyak perbaikan. kesan awal melihat tanjung berikat ketika sampai begitu sangat antusias, saya pun segera ingin langsung berenang ke laut. Setelah saya perhatikan kiri dan kanan kok rasa-rasanya ada yang aneh dengan Tanjung Berikat ini. Salah satu keanehannya sepanjang pantai hanya ada dua gazebo untuk pantai yang begitu luas itu pun kondisi gazebonya sangat-sangat tidak terawat.

Dari kejauhan kami melihat ada semacam mercusuar di ujung dari tanjung berikat, sehingga kami putuskan untuk menyusuri jalan pantai ini. Selama penyurusan jalan ternyata ada hal yang lebih menarik lagi yang kami temui. Ya, pantai yang bagus, berpasir putih lembut, batu-batu besar yang dengan gagahnya berdiri serta jalan yang jelek harus dinodai oleh tumpukan sampah-sampah. Entah itu sampah dari kenangan mantan, sampah pengunjung pantai atau sampah yang hanyut terbawa oleh air laut.

Penyusuran kami untuk mencapai semacam mercusuar pun terhenti karena jalan yang tidak memungkinan untuk dilalui, tapi selama penyusuran kami mendapatkan sisi lain dari dari tanjung berikat yang berbeda. Di sisi  utara pantai ada pantai lagi yang benar-benar bersih seakan-akan tidak pernah terjamah. Batu batuan yang tersusun indah , angin yang sepoi-sepoi serta pemandangan yang pas sekali untuk duduk di pasir yang putih lembut atau di batu untuk menyaksikan turunnya matahari di Tanjung Berikat.
sisi utara pantai Tanjung Berikat

 Sangat disayangkan sekali Tanjung Berikat yang memiliki potensi wisata tetapi tidak didukung oleh fasilitas-fasilitas seperti air bersih, gazebo, tempat sampah, pedagang yang berjualan. dan juga dihimbau untuk para pengunjung Tanjung Berikat untuk selalu menjaga kebersihan agar pantainya tetap bersih dan nyaman untuk dikunjungi.




Share:

Selasa, 25 Oktober 2016

Sengaja ke Pantai Penganak

Tanggal 19 oktober 2016, menjadi pengalaman pertama saya untuk berkunjung ke pantai Penganak. Padahal saya sendiri adalah penduduk asli Bangka, hehe. Pantai penganak ini lokasinya ada di Bangka Barat, di atas pulau atau di kepalanya pulau Bangka. Ahh, kok ribet yah nulisnya? Yang penting begitulah intinya yah, semoga kalian paham kalau sudah liat di maps. 

Saya memulai perjalanan dari Pangkalpinang. Kalau dilihat dari kalkulasi google maps, dari Pangkalpinang menuju ke pantai penganak ini kurang lebih berjarak 116 km dengan waktu tempuh 2jam 18 menit. Ingat ya, itu cuma asumsinya si mbah gugel loh! Soalnya tergantung pada kecepatan kalian masing-masing. Kalo saya mah, selo-selo aja yang penting sampe.

Jalan untuk menuju kesana sebetulnya jelas banget, tapi ketika masuk tiga kampung sebelum masuk area pantai membuat saya harus rajin bertanya kepada warga. Karena penunjuk jalannya tidak ada dan sinyal untuk maps pun seakan ditelan rimbunnya hutan lindung. Tapi tenang, warganya ramah-ramah kok . Mereka dengan senang hati memberikan petunjuk jalan kepada saya. Jadi jangan malu bertanya, nanti sesat di hutan loh! Bukan sesat dijalan, hehe.

oke! Akhirnya saya sampai di pantai Penganak, Air Gantang, Jebus - Bangka Barat. Huft, untuk menyebut lokasi ini aja harus lengkap banget yah, haha. Kesan pertama sampai di pantai Penganak ini adalah......? Loh-loh mana ini jalan buat turun kepasirnya? Ini kok banyak bus-bus dan mobil pickup gitu yang parkir di pinggir pantai tapi orangnya sepi sepi aja.


Usut punya usut ternyata pantai Penganak ini adalah tempat untuk menyebrangnya para pegawai pt timah yang bekerja di tengah laut sana. Tapi selain itu, juga untuk berlabuhnya kapal-kapal nelayan serta kapal-kapal besar untuk memperbaiki kapal mereka jika ada kerusakan mesin dikapalnya.

Kita tinggalkan gambaran yang ada di pantai selain yang saya sebutkan tadi. Pantai penganak ini memiliki potensi yang baik buat kalian untuk bertamasya kesini. Karena pasir pantai yang putih dan lembut serta pemandangan yang bagus, melihat air laut berwarna hijau. Kalian bisa menikmatinya dari dermaga, tempat bersendernya kapal. Bukan bersendernya kepala-kepala yang penuh kegalauan yah! Hahaha.

Ketika kalian berminat pergi kesana, maka kalian harus memiliki waktu yang longgar. Rugi bila hanya sehari lalu pulang atau sebentar saja disana, karena akan terasa capek. Selain perjalanan yang melelahkan disini adalah spot terbaiknya untuk melihat sunset yang sangat indah. Kalau pun kalian mau menginap disini banyak sekali spot yang kalian gunakan untuk mendirikan tenda camping.

Tapi, kalau kalian tidak mau ribet bawa peralatan camping, kalian bisa menginap di penginapan yang ada di Parit Tiga yang berjarak  lebih kurang 20 menit dari pantai. Itu khusus kalian yang mau eksplore lebih banyak di pantai. Pantai Penganak sebetulnya memiliki pontesi wisata yang sangat besar, tinggal bagaimana warga maupun pemerintah mengembangkannya saja.

Share: